Memanfaatkan libur sekolah, sejumlah siswa di Gresik Jawa Timur, tekun berlatih mencabut duri bandeng, di sentra penghasil Bandeng Tanpa Duri, atau Batadu. Selain mendidik anak-anak menjadi lebih terampil, kegiatan siswa ini, diharapkan menjadi bekal berwiraswasta kepada mereka kelak setelah dewasa (03/01/2012.)
Cabut duri bandeng, menjadi hiburan tersendiri, saat memasuki libur panjang sekolah, bagi sejumlah anak-anak di desa leran, kecamatan manyar, kabupaten gresik, yang terkenal sebagai sentra penghasil bandeng tanpa duri, di gresik.
Pelatihan cabut duri bandeng ini, tidak mereka lakukan sehari penuh, melainkan hanya sekitar tiga sampai empat jam, per hari, atau memanfaatkan waktu luang, di sela-sela libur tahun baru. Aktivitas pelatihan ini, dijalani dengan penuh suka cita, bahkan juga diwarnai canda-ria, khas anak-anak.
Berbekal pisau tajam, dan sebuah pinset, atau alat yang biasa mereka gunakan untuk mencabut jenggot, para siswa ini, mencabuti satu - persatu duri-duri bandeng, yang terletak di bagian punggung, tengah, dan perut.
Nuril Irfan, salah seorang siswa SMP, mengatakan, butuh ketelatenan, dan kesabaran, karena durinya kecil-kecil, dan jumlahnya cukup banyak. Menurutnya, kegiatan ini cukup bermanfaat bagi anak-anak, terutama saat masa libur panjang sekolah, dari pada, menghabiskan waktu libur sekolah, hanya dengan bermain.
Pihak perajin usaha bandeng tanpa duri, sengaja memberikan kesempatan kepada anak-anak, yang pingin belajar, agar mereka memiliki bekal keterampilan berwiraswasta, kelak setelah dewasa.
Sekarang ini, sangat sulit mencari tenaga pencabut duri yang bisa diandalkan. Padahal permintaan pasar terhadap bandeng tanpa duri cukup tinggi, sehingga potensial menciptakan lapangan kerja baru.
Bandeng tanpa duri, produk sentra batadu di desa leran, kecamatan manyar, dijual dengan harga bervariatif, mulai dari 40 Ribu Rupiah, hingga 60 Ribu Rupiah, perkilogram, karena bergantung ukuran bandengnya.