Karangan, Klaten Jawa Tengah, mampu menyulap limbah kayu pabrik tak berguna menjadi aneka miniatur lemari yang cantik. Di tangan merekalah, kayu-kayu yang mestinya dibuang atau dijadikan kayu bakar, disulap menjadi kerajinan unik bernilai jual tinggi.
Harsito, salah seorang perajin mengaku, dari sekitar 10 keryawaannya mampu membuat sekitar 25 miniatur lemari dalam sehari. Sedang omset bersih sekitar 10 Juta Rupiah perbulan.
Cara membuatnya tidak beda jauh dengan teknik membuat lemari pada umumnya. Limbah kayu dipotong sesuai ukuran, kemudian dirakit menjadi lemari mini. Agar tampil cantik, diamplas kemudian diberi vernis, cat pewarna, atau melamin.
Sepintas memang mudah. Namun jangan salah, sebab membuat miniatur lemari butuh kesabaran, ketelitian, dan ketrampilan. Apalagi bentuknya yang kecil mungil, mengharuskan perajin berhati-hati agar tidakk rusak.
Seperti lemari ukuran besar, miniatur lemari juga beragam bentuk. Bahkan ada yang mengandalkan teknik lengkung gaya rumah warga Spanyol, banyak pula yang berbentuk biffet.
Harganya bervariasi, mulai dari 25 Ribu hingga ratusan ribu Rupiah per unit, tergantung ukuran dan tingkat kesulitan pada proses pembuatan. Pemasarannya tak hanya lokal, namun sudah merambah pasar manca Negara seperti Perancis, Amerika dan Jepang.