Liga Perkutut Indonesia (LPI) 2009 Perdana: KLH Cup Lampung


Gelaran konkurs KLH CUP 2009 di Lampung 1 Maret memang membuktikan bahwa Liga Perkutut Indonesia (LPI) 2009 masih menjadi even tertinggi kegiatan hobi perkutut nasional. Walau digelar diluar Pulau Jawa namun antusias kungmania Indonesia tetap tinggi, ini terlihat bagaimana mereka dengan semangat membara datang ke Lampung. Perwakilan dari berbagai daerah terlihat hadir dilapangan dari Medan, Riau, Palembang, Lampung dan sekitarnya, kungmania Jabodetabek, tim Jawa & Madura, serta Bali, NTB, Kalimantan dan Sulawesi. Antusias semacam ini memang cukup menggembirakan, sebab ini menandakan bahwa hobi perkutut memang kembali semarak.

Perebutan jawara dikelas lomba yang dibuka panitia memang sangat terlihat seru, dari tiga kelas lomba yang ada seluruh gantangan yang tersedia sudah jauh-jauh hari sudah terjual. Bahkan beberapa tiket jawara milik tuan rumah Lampung sebagian besar sudah diberikan kepada tetamunya, kungmania Lampung memilih mengalah untuk memberikan kesempatan tetamu dari luar Lampung untuk tarung. Hal ini diungkapkan langsung oleh Teddy Hartono (Cutek) Ketua P3SI Korwil Lampung sekaligus Ketua Panitia KLH Cup 2009 yang menjadi Konkurs Nasional Pertama yang digelar diluar Pulau Jawa sekaligus sebagai pertanda Pembukaan LPI 2009.

Dikelas Dewasa Senior adalah pusat perhatian kungmania, di blok kelas tersebut beberapa tokoh, pemandu bakat dan pemain lebih banyak berdiri ataupun duduk dipinggir pembatas lapangan. Mereka ingin tahu jago apa yang bakal menjadi bintang LPI 2009, karena memang benar benar buta kekuatan antar blok maka mereka lebih banyak enjoy menikmati jalannya lomba. Aljazair jawara bergelang MLT Thailand Selatan (MLT 2 x MLT 1) benar-benar the best jawara di pembukaan LPI 2009 di Lampung. Jawara milik tim Terminal Perkutut Surabaya ini memang benar-benar jadi bintang lapangan, bertarung sengit dengan jawara Lenggang Kangkung bergelang Putri Kuning milik H Nury Cikarang di posisi kedua dan Lenggang Kencana jawara bergelang Difa milik Acong/Bambang di posisi ketiga.

Aljazair buktikan keperkasaan Blok Timur

Sementara jawara-jawara gaek di LPI 2008 juga terlihat nge-fight lagi, Mutiara Sejati dari tim JBM tampaknya tak perkasa lagi di awal LPI 2009 jawara tersebut harus terlempar ke posisi 6, pun demikian dengan Mustika Radja runner-up LPI 2008 nasibnya juga harus redup di posisi 13. Dan sebagian lagi jawara-jawara eks LPI 2008 memang pada ngadat tak mau kerja di even perdana LPI 2009. Sementara debutan anyar juga memberikan kejutan, Bunga yang duduk di posisi ke-4 dan Unicorn di posisi ke-5 sempat memberikan perlawanan sengit. Pun demikian dengan beberapa debutan lainnya (lihat daftar juara) tampaknya harus berada pada posisi yang kurang pas, namun kehadiran debutan gres di LPI 2009 perlu menjadi perhatian kungmania Indonesia.

Di Dewasa Yunior, Bethlehem jawara bergelang Terminal Perkutut Surabaya milik Dani/Rais asal Banyuwangi mampu melibas lawan-lawannya. Sebagai debutan anyar dikelasnya Bethlehem mampu memperdayai Selendang Sutra bergelang Jordi milik H Supardi yang dalam beberapa pekan ini mampu menjadi bintang lapangan di Liga Perkutut Jakarta. Pun demikian dengan Brazilia jawara bergelang MPL milik Agus Panuli berada di posisi ke-3, disusul Putra Legenda bergelang MTG milik Hary Sambodo Bekasi di urutan ke-4, dan di posisi ke-5 ada Senandung Deli bergelang MPL milik Buyung/Nardi Medan.

Di kelas Piyik Yunior, juga terjadi kejutan jawara jawara muda asal Blok Timur juga berkibar di posisi teratas, Putra Mahkota yang sudah beken di Blok Timur memang tidak melepas kesempatan emas untuk moncer di even pembukaan LPI 2009. Putra Mahkota yang bergelang Grand Master Surabaya milik H Kamil tim HK Pamekasan mampu bersanding mesra dengan rekan se timnya yang juga berasal dari Blok Timur, Halal yang juga bergelang Grand Master milik H Gunawan Amuse Bangkalan Madura. Diposisi ke-3 ada Dewi Anggung bergelang STP Bandung milik Ahaw, diposisi ke-4 ada Mandolin berlang Makita milik Eko Haryanono Lampung Selatan dan diurutan ke-5 ada Denpom bergelang Meteor Surabaya milik Buchori Medan. - Hen/jaja