Melatih untuk Lomba

Melatih untuk LombaPendahuluan

Tidak semua piyik perkutut akan mempunyai suara bagus dan bisa menjadi juara pada setiap lomba pada waktu umurnya sudah dewasa. Termasuk piyik-piyik dari kandang favorit, bahkan anakan dari perkutut jawara sekalipun.

Sebaliknya, tidak jarang seekor piyik dari kandang pasangan biasa-biasa saja tidak mempunyai trah juara dan produk dari sebuah peternak kecil, malahan bisa menjadi juara pada saat setelah dewasa nanti.

Jadi untuk mendapatkan perkutut juara yang dibeli sejak piyik bukanlah pekerjaan mudah, selain unsur kejelian rupanya keberuntungan juga akan menjadi faktor penentunya.

Dibawah ini akan disajikan secara garis besar berdasarkan pengalaman pribadi dan juga dari sumber Majalah Fauna dan Kucica tentang kiat bagaimana membeli piyik yang berprospek, merawatnya dan menyiapkannya untuk menjadi juara pada setiap lomba piyik atau dewasa.

Membeli piyik

Pekerjaan ini tidak mudah dan merupakan suatu seni sekaligus bersifat untung-untungan yang cukup mengasyikkan kita sebagai pecinta dan penggemar perkutut.

Alasannya kualitas suara seekor piyik berumur kurang dari 4(empat) bulan, belum menjadi jaminan setelah dewasa suaranya akan sekualitas sewaktu dibeli. Sering terjadi perubahan seiring bertambahnya umur, bisa menjadi lebih bagus bisa pula menjadi lebih jelek bahkan amburadul.

Menurut pengalaman seorang pakar perkutut hanya 10% piyik berumur dibawah 4(empat) bulan, apalagi dibawah 3(tiga) bulan, suaranya akan tetap stabil hingga dewasa nanti. Sebagian besar piyik, suaranya akan mengalami perubahan secara perlahan/bertahap dan baru mulai stabil setelah dewasa sewaktu kira-kira umurnya menginjak 7(tujuh) bulan.

Mengingat membeli piyik susah diharapkan kepastiannya, tidak seorangpun dapat memastikan apakah seekor piyik saat dewasa nanti bisa menjadi juara atau tidak. Namun demikian beberapa tanda-tanda dan ciri-ciri umum serta seberapa banyak pengalaman kita, paling tidak dapat dijadikan patokan untuk memilih dan menentukan seekor piyik nanti setelah dewasa bisa bersuara bagus atau tidak.

Tanda-tanda umum itu antara lain adalah sbb. :

· Volume suara ( besar, kecil atau cowong ) dan iramanya ( senggang meliuk-liuk atau rapet seperti kereta api ).

· Sementara jalan (ketukan) dobel, satu setengah atau dobel plus masih susah diperkirakan akan kemana jadinya pada saat dewasa nanti, meskipun pada saat piyik sudah terdengar “ jalannya “.

· Sedangkan suara depan (angkatan) dan ujung (kung) pada umumnya akan mengalami perubahan saat menjadi dewasa, bahkan ada yang drastis.

Merawat piyik

Setelah mendapatkan seekor piyik yang kita anggap suaranya bagus, maka selanjutnya adalah bagaimana piyik tersebut dirawat dengan benar, sebab perawatan yang salah atau kurang benar bisa berakibat fatal antara lain kualitas suaranya akan rusak pada saat dewasa nanti.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :

· Piyik akan mulai mengalami ganti bulu (rontok/ngurak) pertama pada umurnya sekitar 2.5 bulan yang berlangsung selama sebulan penuh. Dan bulu baru akan sempurna setelah umurnya sekitar 3.5 bulan. Pada saat masa pergantian bulu inilah piyik perlu mendapat perhatian dan perawatan yang benar.

Saat piyik mulai ganti bulu sebaiknya dimasukkan kedalam kandang umbaran bersama dengan beberapa perkutut piyik lainnya, selama minimal lebih 2(dua) minggu lamanya piyik-piyik tersebut dapat bergerak lebih leluasa/bebas, sehingga bulu-bulu barunya cepat tumbuh dan tubuhnya menjadi kuat serta bagus. Selanjutnya dapat diangkat dari kandang umbaran untuk dipindahkan ke sangkar soliter baik sangkar mahkota maupun sangkar piyik biasa setelah dilihat bulu-bulu barunya mulai penuh dan sempurna.

· Selama di kandang umbaran perlu setiap sore dikontrol, apakah piyik-piyik tersebut sudah bisa makan atau tidak. Tidak semua piyik tahu persis letak dari tempat makan di kandang umbaran yang baru dan asing baginya. Bila temboloknya tidak ada makanan, maka tidak ada cara lain harus dilolohnya. Bila tidak, maka piyik-piyik tersebut akan mati kelaparan.

· Pada saat piyik berumur kira 3-3.5 bulan suaranya biasanya mulai pecah, ada tanda-tanda perubahan dari suara piyik ke suara perkutut dewasa. Perhatikan perubahan volume suaranya apakah dari kecil menjadi besar atau sebaliknya. Demikian jalan suaranya, apakah tetap stabil seperti saat masih piyik atau ada perubahan misalnya berkurang dari dobel ke satu setengah atau bertambah dari satu setengah ke dobel, dan lain-lain. Juga iramanya, apakah dari tadinya empuk meliuk-liuk senggang menjadi rapet dan kencang bak kereta api atau sebaliknya makin senggang.

· Selama di sangkar soliter, piyik tersebut dilatih di hanging atau kerek kira-kira 3x seminggu agar menjadi lebih jinak dan tidak liar, disamping untuk menempa mentalnya dengan belajar mendapat terpaan angin keras. Sebaiknya waktu melatih adalah sore hari antara jam 16.00 sampai matahari terbenam. Latihan ini dilakukan secara bertahap dari hanging ke kerekan disesuaikan dengan usia piyik tersebut.

· Setelah berumur 3.5 bulan piyik-piyik tersebut dapat dimasukkan kandang umbaran kembali atau tetap dalam sangkar soliter mahkota untuk dipantau suaranya dan sesekali diikutkan lomba. Bila tidak sebaiknya dimasukkan kembali ke kandang umbaran agar dapat berinter-aksi dengan lawan jenisnya dan dapat lebih memacu birahinya untuk semakin rajin berbunyi.

· Pada saat piyik berumur 4 bulan akan semakin rajin bunyi atau menjadi gacor setelah menemui pasangan tetapnya. Saat inilah waktu yang tepat untuk mengangkatnya dari kandang umbaran ke sangkar soliter.

Pada umur piyik 4 bulan ini, biasanya volume suara yang asli sudah mulai terlihat, sehingga sudah dapat dijadikan patokan dan perkiraan bagaimana suaranya nanti selepas umur 7 bulan.

Yang juga sudah mulai tetap tidak berubah adalah irama suara, jalan suara serta suara depan dan ujungnya.

Irama suara biasanya akan mengalami penurunan dari awal-awalnya mengalun indah dan nyaman terdengar di telinga saat gacor berubah menjadi rapet dan nyerocos bak kereta api. Jarak antar ketukan menjadi tidak ada intervalnya dan suaranya menjadi tidak enak didengarkan.

Yang juga sering terjadi saat gacor adalah “ patah “ atau suara ujung menjadi pendek dan tidak ndelosor lagi, pada hal saat piyik suara ujungnya istimewa. Memang suara ujung ( Kung ) ini yang paling sering berubah dari panjang ndelosor menjadi hanya “ Kuk “ atau bahkan “ patah “.

Perlu menjadi perhatian kita saat membeli piyik bagaimana suara ujungnya ini, yang perlu dipantau apakah ada gejala suaranya kungnya ini “ mandeg seperti di-rem “ atau tidak. Kalau ada kemungkinan nantinya akan berubah menjadi “ Kuk “ atau Kung pendek, walalupun mungkin tidak patah. Lainnya kalau Kungnya itu lepas dan habisnya perlahan-lahan, nantinya diperkirakan akan tetap panjang dan ndelosor indah.

Disamping itu yang perlu diperhatikan adalah kestabilan suaranya, sebab pada saat bunyi gacor itulah kita akan tahu persis kestabilan suaranya. Apakah suaranya akan menjadi drop atau malahan semakin bagus saat digantang pagi selama sekitar 3(tiga) jam. Bisa dilihat antara lain dari jalan suaranya, apakah berubah dari dobel ke dominan satu setengah bahkan engkel atau malahan sebaliknya dari dobel menjadi dobel plus atau setidaknya stabil pada suara doble atau satu setengah saja.

Selain jalan suara, yang bisa drop biasanya juga mutu volume suara misalnya dari besar cowong bisa menjadi sember tak karuan atau mengecil dan tipis, sehingga suara yang tadinya jelas terdengar menjadi sayup-sayup dan akhirnya tidak terdengar sama sekali.

Melatih untuk lomba

Latihan secara intensif sudah bisa dimulai saat seekor perkutut piyik berumur 4(empat) bulan dengan cara antara lain sebagai berikut :

· Menggantangnya di tiang gantanga setiap pagi selama 2-3 jam bersama dengan perkutut-perkutut lainnya. Bisa dilakukan dirumah dan sebaiknya ditempat lapangan yang tersedia fasilitas gantangan bersama perkutut lain yang disebut dengan Latihan Bersama ( Latber ) routine.

· Melalui Latihan Bersama ini akan dapat dipantau kemampuan kelebihan dan kekurangan yang sebenarnya dari perkutut kita ini. Juga dapat dipantau sifat dan kebiasaan perkutut kita, hal ini penting karena setiap burung memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya.

· Latber ini penting, selain untuk menambah pengalaman dan jam terbang, juga melatihnya untuk terbiasa dibawa keluar dengan kendaraan.

· Agar pengalamannya semakin banyak dan jam terbangnya semakin tinggi, sesekali diikutkan kearena lomba piyik hanging (gantungan) agar terbiasa bercampur dengan puluhan bahkan ratusan ekor perkutut lainnya.

Perkutut Ujung Pangkah

Perkutut Jawa TimurMembeli perkutut memang tidak seperti membeli jenis burung lainnya. Dalam memilih perkutut, selain perlu ketelatenan juga butuh kejelian agar tidak kecewa di kemudian hari. Sebelum membeli perkutut ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan. Pertama, kalau bakalan tersebut untuk konkurs, jelas harus jantan. Kemudian, karena bakalan perkutut tersebut diidentikkan dengan piyik, sedangkan kriteria piyik dalam perkutut sendiri dikategorikan mulai burung baru menetas sampai berumur lima bulan, maka untuk membeli bakalan di masing-masing umur diperlukan pengetahuan dan perhatian sendiri-sendiri. Jadi, dalam membeli bakalan perkutut kita bisa membeli piyik mulai yang baru menetas (berumur beberapa hari) sampai burung mulai menampakkan suara aslinya ketika burung berumur lima bulan.

Para pembeli perkutut, baik untuk didengar suaranya maupun untuk lomba, pasti memilih perkutut jantan. Perkutut jantan mempunyai suara nyaring, tekanan bas pada suaranya besar, dan power-nya besar sehingga kalau berbunyi akan terdengar lantang dan stabil. Bagi penggemar perkutut yang masih baru dan awam tentang perkutut, agak sulit untuk membedakan antara perkutut jantan dan betina. Apalagi kalau membelinya masih dalam tahap bakalan.

Untuk membedakan perkutut jantan dan betina, bisa dilakukan dengan melihat supit (tulang di bawah dubur). Kalau supit tersebut rapat atau hampir bersentuhan, bisa dipastikan jantan. Sebaliknya kalau jarak tulang supit tersebut lebar (sekitar 1 cm atau seukuran jari tangan), berarti betina. Cara ini baru bisa digunakan setelah piyik menginjak umur empat bulan. Sebelum umur empat bulan supit pada piyik jantan relatif renggang sehingga penggemar perkutut yang awam akan kesulitan menentukan bakalan jantan dengan cara ini.

Setelah bakalan berumur empat bulan, apalagi kalau sudah di atas enam bulan, secara alami supit jantan akan menyempit sehinga mudah membedakannya dengan yang betina. Selain itu perkutut jantan yang sudah menjelang dewasa juga bisa diketahui dari bentuk bola mata, bentuk kepala, bentuk fisik dan suara. Bola mata perkutut jantan tampak lebih menonjol denga sorot mata yang tajam, sedangkan yang betina tampak sayu dengan sorot mata lemah. Kepala perkutut jantan berukuran lebih besar dan agak bulat, sedangkan yang betina lebih kecil dan agak lonjong. Ukuran fisik tubuh juga demikian, yang jantan biasanya lebih besar dibandingkan dengan yang betina. suara juga demikian, suara perkutut jantan lebih keras dibandingkan yang betina.

Walaupun kita telah mengetahui bahwa perkutut tersebut jantan, tetapi tidak ada salahnya kalau kita melihat lagi kesempurnaan supitnya. Supit perkutut dikatakan sempurna kalau panjangnya sama dan letaknya sejajar. Perlu diketahui bahwa tidak jarang ditemukan perkutut jantan yang mempunyai supit panjang sebelah (salah satu lebih pendek dan letaknya kurang sejajar). Perkutut dengan ciri demikian walaupun suaranya bagus umunya kurang disukai penggemar karena dianggap cacat dalam katuranggan, ada cacat dalam tubuhnya.

Bakalan perkutut yang baru berumur beberapa hari (masih di bawah umur satu bulan) sulit diketahui baik atau tidak. Oleh karena itu, penggemar perkutut jarang yang membeli perkutut pada umur ini. Membeli perkutut yang berumur di bawah satu bulan mempunyai resiko gambling cukup tinggi kecuali kalau sudah diketahui pasangan induk di kandang tersebut telah dikenal sering melahirkan juara. Tidak jarang anakan yang baru menetas langsung dibeli jika dari kandang tersebut sering lahir perkutut juara. Dengan demikian, pembeli lain yang menginginkan anakan dari kandang tersebut harus memesan terlebih dahulu. Dalam dunia perkutut juga ada istilah inden atau booking untuk mendapatkan piyik.

Penggemar perkutut banyak yang memesan anakan perkutut pada peternak yang telah punya nama karena ada jaminan kualitas. Bahkan, untuk menjamin nama baik bird farm-nya ada peternak yang bersedia menukar kalau burung yang kita beli ternyata kualitasnya jelek. Salah satu cara yang aman dalam membeli anakan perkutut yang baru lahir dan belum berbunyi adalah membeli dari peternakan yang sudah dikenal sering melahirkan perkutut juara. Kalau kita membeli piyik dari peternakan yang sering melahirkan juara, kita bisa mengetahui silsilah (garis keturunan) induknya. Kalau induknya bagus dan sering melahirkan anakan juara, bisa dipastikan anakan selanjutnya mempunyai kualitas yang tidak jauh berbeda dengan kakak-kakaknya. Namun untuk membeli burung yang demikian selain harganya cukup tinggi, kita harus antre.

Pengembang Biakan Perkutut Putih

Perkutut PutihUntuk Pembudidayaan Ternak Perkutut Putih boleh dibilang sangatlah langka dan susah ditemukan .

Untuk hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berternak Perkutut Putih adalah sebagai berikut :

1. Menjodohkan Perkutut bangkok jantan dengan Perkutut Putih Betina.
2. Menjodohkan Perkutut putih jantan dengan perkutut bangkok betina.
3. Hasil anakan tersebut disilang.


1. Menjodohkan Perkutut bangkok dengan Perkutut Putih Betina.

Untuk proses pertama kali kita menyilangkan perkutut bangkok jantan dengan perkutut putih betina, apabila kita melakukan persilangan dengan sesama perkutut putih baik jantan dan betinannya semua berwarna putih maka yang terjadi telor akan bening dikarenakan induk jantan berwarna putih di pastikan mandul jadi telor tidak akan menetas.
Hasil anakan dari persilangan tersebut diatas Perkutut jantan bangkok dengan perkutut betina berwarna putih akan keluar anakan berwarna abu-abu biasa dan ada yang berwarna coklat muda.

2.Menjodohkan Perkutut Putih Jantan dengan perkutut bangkok betina.
Pada proses perjodohan Indukan jantan (berwarna Putih) dengan betina bangkok), maka akan keluar anakan berwarna putih agak kecoklat-coklatan dan ada yang keluar anakan perkutut berwarna coklat muda serta abu-abu.

3. Inbreed.
Inbreed adalah proses perkawinan perkutut dalam satu galur keturunan (Induk jantan dan betinannya sama), pada poin no.2 diatas hasil anakannya saling dipertemukan maka akan keluar anakan berwarna putih mulus.Selamat mencoba.

Perkutut Putih: perkutut ini merupakan primadona yang banyak dikejar-kejar orang, sebab selain sangat langka, perkutut putih ini diyakini bisa mendatangkan kekayaan bagi si pemilik atau si pemeliharanya. Warna bulunya seluruhnya putih, matanya merah, paruh kelabu kemerahan, kaki merah bergaris-garis hitam dan kuku berwarna putih. Perkutut ini biasanya dahulu hanya dimiliki oleh para Raja atau pemimpin. Perkutut ini juga diyakini dari hasil perkawinan In breed yaitu antar saudara sekandung yang berlangsung beberapa generasi sekitar 5 sampai 10 tahun lamanya. Jadi perkutut putih belum tentu anak-anaknya adalah putih, tetapi perkutut biasa yang membawa darah putih pada suatu ketika akan mempunyai keturunan berbulu putih. Konon karena langkanya biasanya sebelum dimiliki seseorang, perkutut putih datang lewat mimpi dengan rupa orang yang sudah tua, berambut serta berjenggot putih.