SUKSES BERKAT KERAJINAN ANGKLUNG BAMBU



Ketekunan bisa berbuah keuntungan. Seperti yang di lakoni Koko Syafaat, warga Desa Ambit, Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat yang akhirnya bisa menikmati keuntungan setelah merintis usaha angklungnya dengan sabar. Kini, sanggar angklung yang dikelolanya sudah beromzet 250 Juta Rupiah perbulan.

Butuh waktu 50 tahun bagi Koko untuk melestarikan alat musik angklung dan calung yang menjadi pusaka bagi masyarakat sunda ini. Melalui sanggar bambu wulung miliknya, Koko berhasil berkesperiment dan menuangkan kreatifitas seninya hingga menjadi salah satu perajin angklung sukses.

Hati Koko mulai tergerak untuk menggeluti kerajinan angklung dan calung sejak tahun 60-an. Saat itu, Koko yang baru mengajar di sebuah SMA di kabupaten Majalengka, terenyuh karena di sekolah tempatnya mengajar tidak memiliki alat musik.

Karena berhubungan dekat dengan ahli pembuat angklung seperti Udjo Ngalagena dan Daeng Sutigna, Koko pun belajar membuat sendiri angklung dan calung untuk sekolahnya. Ternyata, angklung buatan Koko banyak yang menyukai sehingga banyak pesanan datang.

Koko hanya membuat angklung dan calung yang terbaik. Dimulai dari bahan baku, Koko hanya menggunakan bambu wulung yang banyak tumbuh di daerah Indramayu, Majalengka serta Kuningan.

Penebangannya pun tidak sembarangan. yakni hanya pada bulan Juni dan Juli karena pada kedua bulan itu, bambu memiliki kadar air yang sedikit sehingga tidak mudah busuk. Begitu pula dalam proses pembuatan, Koko yang dibantu empat orang pekerjanya, sangat hati-hati dalam membuat calung dan angklung. Untuk satu unit angklung, Koko membutuhkan waktu hingga tiga hari untuk menyelesaikan.

Karena faktor kualitas, kini kedua alat musik dari bambu buatan Koko sudah merambah mancanegara seperti Korea, Jepang, Malaysia hingga Australia.

Harganya pun lebih tinggi dibanding calung biasa. Untuk satu unit calung dan angklung, Koko menjualnya dengan harga Satu hingga Lima Juta Rupiah tergantung ukurannya. Tak heran jika kini, omzet sanggar bambu wulung milik Koko mencapai 250 Juta Rupiah per bulan.