RITUAL MINTA HUJAN DENGAN ZIKIR DAN BAKAR DUPA



Beragam cara di lakukan orang dalam meminta hujan kepada sang maha kuasa saat musim kemarau. Di Gresik Jawa Timur, warga setempat meminta hujan dengan menggelar sedekah bumi sambil berdoa keliling kampung. Uniknya, doa di gelar dengan berbagai cara termasuk membakar dupa ala dukun (18/09/2011.)

Suasana kemeriahan tampak sejak memasuki Desa Sumari Kecamatan Duduksampeyan. Warga berduyun-duyun berkumpul di waduk desa setempat yang telah mengering, untuk menyaksikan ritual meminta hujan yang di kemas dalam bentuk sedekah bumi.

Kemeriahan tradisi tahunan yang di selenggarakan setiap musim kemarau ini, terpelihara dengan rapi. Bahkan, sejumlah peserta membawa berbagai alat pertanian seperti traktor, cangkul termasuk hasil-hasil pertanian, sebagai simbol harapan warga untuk bisa hidup makmur.

Sejumlah tokoh adat setempat, berdoa dengan caranya masing-masing. Sebagian dengan menggunakan cara islam, yakni berdoa kepada sang maha kuasa, melalui zikir. Sementara sebagaian lainnya dengan cara membakar dupa yang di campur gula dan garam. “Sudah menjadi tradisi kami seperti ini, sehingga hujan pun biasanya segera tiba”, kata Bapak Handoko, tokoh masyarakat setempat.

Menurut warga, dupa adalah simbol yang menandai semangat dari kesucian dan persembahan diri. Gula, simbol semangat bekerja untuk mendapatkan rejeki dan garam adalah symbol harapan dan kesempurnaan cinta. Sehingga, ritual ini di percaya warga bisa segera mendatangkan hujan.

Selanjutnya, warga meng-arak hasil bumi dan aneka makanan, keliling perkampungan sambil tak henti-hentinya berdoa, guna mengajak warga setempat untuk ikut berdoa meminta hujan segera diturunkan.

Sejak kemarau melanda, satu-satunya waduk yang menjadi tumpuan irigasi pertanian, mengering. Akibatnya, ratusan hektar lahan pertanian terlantar. Warga pun berharap hujan segera tiba, agar roda perekonomian kembali berputar. “Ada sekitar 500 hektar lahan pertanian terlantar di desa kami akibat kemarau”, ujar Misbahul Munir.

Arak-arakan kemudian berakhir di balai desa setempat untuk selanjutnya, sebagian makanan dan buah-buahan di nikmati bersama.