MONOLOG PUTERI ANDAYAPRANA DI OLIMPIADE SASTRA PELAJAR



Sepertinya kegamangan para sastrawan dan seniman senior selama ini akan regenerasi terjawab sudah. Setidaknya kala para sastrawan yang tergabung dalam Dewan Kesenian Jawa Timur yang ikut menjadi juri dalam Olimpiade Sastra yang diselenggarakan oleh SMA Negeri I Kebomas pada Minggu, (20/2).

Kepuasan itu tergambar dari raut Maumara dan Karsono, keduanya adalah seniman teater yang tergabung dalam jajaran seniman Dewan Kesenian Jawa Timur saat menjadi juri pada lomba monolog olimpiade Sastra se Kabupaten Gresik di SMA Negeri I Kebomas, Minggu (20/2). Sambil melakukan penilaian, tak henti-hentinya mereka tersenyum mengagumi kepiawaian peserta monolog yang tampak sangat ekspresif menampilkan dan menyampaikan dialog tokoh yang diperankan.

Hal ini bisa dilihat saat penampilan siswa SMA negeri I Cerme yang membawakan lakon Puteri Andayaprana. Kisah yang bersetting Pulau Bali ini dimainkan oleh 5 orang siswa yang terbagi dalam 3 orang pemain musik, 1 orang vokalis dan 1 orang siswi yang bernama Amelia Ayu Prasetyana sebagai pelakon (pembawa dialog). Dia memainkan beberapa peran, sebagai puteri Andayaprana dan seketika itu menjadi ibunya.

Puteri Andayaprana yang cantik jelita bakal kawin dengan seseorang pangerang yang gagah berani. Ternyata calon yang yang bakal menjadi suaminya itu adalah orang yang selama ini dicari karena telah membunuh ayahnya.”tak mungkin......, tak mungkin ......aku mencintai dan kawin dengan orang yang membunuh ayahku”. Demikian monolog Amelia Ayu Prasetyana sambil membawa serat lontar sebagai bukti bahwa sang Pangeran telah membunuh ayah kandungnya. Seketika Ayu menangis penuh penyesalan. Tampak dirautnya dendam kesumat yang di akspresikan dengan meremas naskah lontar yang dibawanya sambil menunjukkan kegeramannya.

Itulah monolog yang merupakan salah satu lomba dalam olimpiade Sastra Indonesia yang merupakan kerja bareng antara, Dinas Pendidikan Gresik, SMA Negeri I Kebomas, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia se Kabupaten Gresik dan Dewan Kesenian Jawa Timur mengkompetisikan potensi sastra siswa mulai dari tingkat SD sampai SMA di Kabupaten Gresik.

Acara yang dibuka oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Gresik, Drs. Ali Affandi, M.Pd menghelat 5 (lima) macam kegiatan antara lain, Seminar dan bedah buku, uji kompetensi Sastra Siswa, cipta puisi, musikalisasi Puisi, dan monolog. Diikuti oleh seluruh siswa pecinta Sastra mulai dari tingkat SD sampai SMA se Kabupaten Gresik
Dalam sambutan singkatnya, Ali Affandi menyatakan bangga atas antusias para siswa peserta. Dia mengatakan,”kegiatan ini sangat positif, yaitu dengan mengajak siswa aktif untuk berkarya dan menciptakan sastra yang lebih kreatif. Disini kami melihat dengan sastra, baik puisi maupun karya lain akan lebih bisa bicara mengekspresikan karsa siswa tanpa harus melalui demo-demo atraktif”.

Sementara ketua Panitia, Bagus Sasmito Edi Wahono yang juga guru Bahasa Indonesia di SMA negeri I Kebomas mengatakan, pada olypiade sastra kali ini kami mengambul tema ‘Dunia cyber Media Baru Ekspresi Anak Muda’. Tema ini memang kami sesuaikan dengan keadaan saat ini, juga pelaksanaannya kami tak lepas dari cyber. Bagus mencontohkan lomba penulisan puisi kami mulai sejak pertengahan Januari lalu melalui jejaring sosil Facebook. Para peserta meng uploud hasil karyanya melalui grup smanemas.(sdm)