KLOMPEN BATIK YANG CANTIK DAN ELEGAN



Klompen atau sandal yang terbuat dari kayu merupakan alas kaki warisan leluhur yang harganya sangat murah. Biasanya, klompen sering di gunakan di dapur atau untuk shalat, karena strukturnya yang kuat dan agak tinggi.

Dengan seditik kreatifitas, yakni dengan dipoles dengan sentuhan seni batik, Agus Setiwan (36 tahun) warga Jalan Mayjen Haryono, Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo Jawa Timur, berhasil mengubah sandal klompen menjadi lebih bernilai.
Usaha kerjinan klompen batik yang dirintis sejak 2 tahun yang lalu, kini usaha membuat kerajinan klompen batik diserbu pembeli di pasaran.

Ide awal membuat kerajinan klompen batik karena ia melihat harga klompen yang sangat murah dan kurang di hargai. Padahal, klompen merupakan bagian dari kekeyaan buadaya indonesia. Apalagi, Agus juga bekerja sebagai pembuat sandal yang sudah mempunyai pangsa pasar luas, sehingga tidak kesulitan untuk menawarkan hasil kerajinan klompen batik tersebut ke khalayak umum.

Bisa dibayangkan klompen atau sandal kayu yang selama ini harganya relatif murah berkisar 5 ribu rupiah perpasang, hanya dengan sedikit kreasi batik, nilai jual klompen meningkat menjadi 35 ribu rupiah perpasang. Tak hanya itu, klompen yang sebelumnya hanya di gunakan hanya di dapur, kini banyak di pakai untuk di jalan-jalan umum karena mampu menambah style pemaikanya.

Agus mengungkapkan, proses pembuatan klompen batik, hampir sama dengan proses pembatikan pada umunya, dimana harus dibuat pola batik, di batik dengan malam, pewarnaan. Selanjutnya di lakukan pelorotan atau proses menghilangkan malam.
Setelah kering, barulah di mulai proses pembentukan sandal dengan di berikan tali dan sol sandal. Klompen batik pun siap dipasarkan.

Dengan dibantu 10 karyawanya, Agus mampu menghasilkan sekitar 20 pasang klompen batik setiap harinya.

Meski daerah pemasaran hanya berkisar di pulau Jawa, seperti Jember, Surabaya dan Jakarta, Agus mengaku mampu meraup keuntungan 10 Juta Rupiah perbulan.(86)