Kesibukan para seniman ukir daun lontar di desa Tenganan Pegringsingan, Manggis, Karangasem - Bali, selalu terlihat setiap hari. Mereka disibukkan dengan aktifitas menata, menuangkan karya seni dalam goresan ukiran di atas media daun lontar.
Jenis ukiran ini memang sangat berbeda dengan jenis ukiran lain yang menggnakan media lain seperti batu dan kayu. Karena menggunakan media daun lontar, maka tingkat kesulitan mengukir juga lebih tinggi. Selain itu, diperlukan keahlian dan ketelitian khusus, agar hasilnya bisa maksimal.
Daun lontar yang digunakan sebagai media ukir pun, juga dipilih yang memiliki kualitas serta ketebalan yang bagus, agar tidak mudah robek dan rusak serta hasilnya lebihbagus.
Aktifitas mengukir diatas daun lontar ini, sudah digeluti oleh seniman ukir di desa ini secara turun temurun sebagai warisan leluhur.
Berbagai jenis ukiran daun lontar seperti ukiran Peta Bali, gambar para Dewi, kalender Hindu Bali hingga gambar tokoh pewayangan Mahabarata. Cara membuatnya biasanya diukir menggunakan pisau khusus dengan bahan dari daun lontar yang sudah diproses. Untuk tintanya, digunakan buah kemiri yang sudah dihanguskan.
Untuk satu buah ukiran lontar dijual seharga 300 ribu hingga Dua Juta Rupiah, tergantung motif dan ukurannya.