SARUNG TENUN GOYOR DITENGAH SULITNYA REGENERASI



Sudah puluhan tahun lamanya, sarung tenun Goyor Solo Jawa Tengah diminati pasar Mancanegara, terutama kawasan Timur Tengah dan Somalia. Meski termashur, pembuatannya masih menggunakan alat tradisional. Perajinnya pun dari kalangan lanjut usia, karena generasi muda di wilayah tersebut tak berminat lagi menekuni kerajinan tersebut.

Sarung tenun Goyor di kenal nyaman saat dipakai karena terbuat dari benang Rayon murni pilihan dengan kwlitas benang yang halus sehingga nyaman di pakai baik cuaca dingin maupun panas. Disebut Goyor dalam bahasa Jawa artinya lembek karena jika digunakan kainnya lembek tidak kaku makanya disebut Sarung Goyor.

Salah satu lokasi sentra pembuatan sarung tenun Goyor, berada di kawasan Pasar Kliwon, Solo. Meski sudah berlangsung selama puluhan tahun. Alat-alat yang mereka gunakan pun masih sangat tradisional, seperti awal keberadaannya. Yaitu menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) yang terbuat dari kayu.

Tak heran, untuk menghasilkan sarung tenun Goyor yang indah, diperlukan kecermatan, ketelitian serta kesabaran yang lebih. Mulai dari memintal benang, memberikan pewarna, melukis motif hingga menenunnya menjadi sarung.

Meski dilakukan dengan cara tradisional, sarung tenun Goyor, ternyata sangat diminati warga di luar negeri, terutama Timur Tengah dan Somalia.

Sejak puluhan tahun, kedua wilayah tersebut memang menjadi sasaran utama pemasaran produk mereka, karena, untuk dijual di dalam negeri, pemasarannya justru sepi peminat, karena harganya yang mahal. Satu sarung berkisar antara Dua Ratus Limapuluh Ribu hingga Empat Ratus Ribu Rupiah.

Meski dari segi pemasaran, mereka mengaku tidak kesulitan, namun mereka menghadapi persoalan sulitnya mencari tenaga kerja baru untuk kelangsungan usaha. Saat ini, banyak generasi muda setempat yang tak lagi berminat menekuninya. Kondisi ini tentu saja memprihatinkan, karena, sebagian besar perajin yang masih bertahan berasal kalangan lanjut usia.

Dalam sebulan, para perajin sarung Goyor, bisa mengekspor tak kurang dari 20 kodi ke negara-negara tersebut. Pesanan sebenarnya lebih banyak dari jumlah itu, namun, mereka mengaku tak bisa memenuhi seluruh pesanan, akibat kekurangan tenaga kerja.

Selain keindahannya, sarung Goyor bermotif bunga tersebut sangat diminati warga di luar negeri, karena keunikannya yang bisa menyesuaikan dengan kondisi udara.