KERAJINAN TENUN RUMPUT LIAR UNTUK SOUVENIR


Rumput yang biasanya tumbuh liar dan sering di anggap tidak berguna dan hanya menjadi tanaman yang mengotori pemandangan, ternyata bisa di olah menjadi aneka kerajinan souvenir yang bernilai ekonomis.

Para pengrajin tenun berbahan rumput, akar wangi dan enceng gondok di Desa Pakumbulan, Buaran, Pekalongan Jawa Tengah, mendapat berkah tersendiri saat musim hujan tiba, karena rumput liar maupun enceng gondok, bisa tumbuh lebih bagus dan berkualitas. Kerajinan ini banyak diburu sehingga permintaan meningkat cukup tajam dengan omset yang cukup lumayan.

Wahyudin, salah satu pengrajin mulai menggunakan bahan rumput untuk kerajinan tenunnya sejak 9 tahun lalu. Saat ini hasil kerajinannya telah tersebar di pelosok negeri hingga manca negara.

Wahyudin membuat hasil kerajinan tenun jadi yang sederhana berupa sajadah, taplak meja maupun tikar. Barang-barang inilah yang menjadi buruan masyarakat untuk dijadikan souvenir.

Untuk membuatnya, akar rumput harus dipilih yang baik atau tidak rapuh. Setelah itu akar rumput akan menjalani proses pewarnaan. Sebelum dipintal harus dikeringkan terlebih dulu. Selanjutnya, akar rumput sudah bisa ditenun dengan menggunakan alat tenun bukan mesin seperti layakya membuat kain tenun dari benang.

Dalam satu hari, Wahyudin bisa menghasilkan ratusan meter kain tenun setengah jadi dengan bahan rumput yang dijual dengan harga 5.000 rupiah per meter ke pengrajin tenun jadi di Jogja, Solo serta beberapa daerah lain di luar jawa.

Sementara untuk kerajinan jadi seperti sajadah dan taplak meja dijual dengan harga 4.000 hingga 13.000 Rupiah per-item ke pembeli di Jakarta, Surabaya, Yogya dan daerah sekitar Pekalongan.