MENGUKIR KEMBALI KEJAYAAN GIRI NADA ERA 70 AN



Ada yang berbeda saat perhelatan resepsi HUT Gerak PKK ke-38, HUT Dharma Wanita Persatuan ke-11 dan Hari ibu ke-82 tahun 2010 di Gedung Mandala Bhakti Praja Kantor Bupati Gresik beberapa saat yang lalu. Panggung resepsi tampak semarak dengan tampilan grup qosidah "Giri Nada" generasi baru. Dikatakan generasi baru karena memang baru terbentuk yaitu sekitar Oktober 2010.

Meskipun usianya kurang dari 3 bulan, tapi kepiawaian permainan kelompok yang beranggotakan 15 orang ini tak diragukan dalam membawakan setiap lagu. Bahkan aksi panggungnya yang begitu atraktif dalam memberikan ilustrasi disetiap lagu, membuat tepuk tangan aplaus penonton bergema tak pernah henti.

Giri Nada generasi baru, demikian Endah Budiningtyas (55) salah satu anggota Giri Nada generasi pertama dulu menyebut kelompok Qosidah yang beranggotakan staf dan karyawan Pemkab Gresik ini. Menurut Endah yang pada masa jaya Giri Nada generasi pertama dulu menjadi pelantun lagu (vokalis), mengatakan,"memang nggak mungkin mengumpulkan anggota yang dulu, karena mereka sudah sepuh-sepuh dan banyak yang sudah pensiun. saya aja juga tinggal setahun lagi pensiun". Ujarnya perempuan yang masih terlihat cantik ini mengenang.

Dikatakan olehnya, sebagai mantan anggota Giri Nada dirinya merasa terpanggil untuk menghidupkan kelompok yang pernah malang melintang di tingkat Nasional. "Kebetulan Bapak Bupati dan Wakilnya sangat mendukung akan terbentuknya Giri Nada yang baru ini. Keduanya berpesan agar kelompok Giri Nada Gresik bisa melakukan syiar agama lewat lagu. Maka tak lama kemudian saya beserta suami saya membentuk dan melatih Grup ini sampai seperti yang anda lihat ini" Ujar Endah yang ikut membidani terbentuknya Giri Nada Generasi baru bersama suaminya Tjuk Suja'i.

Dalam waktu kurang 3 bulan ini, Giri Nada Generasi baru yang berlatih tiga kali dalam setiap minggunya ini, telah bisa membawakan 12 lagu-lagu Qosidah. Sesuai pesan Bapak Bupati dan Wakilnya akan syiar Islam itu, maka kami memilih lagu yang lekat dengan Islam dan pesan moral. Diantara lagu yang diandalkan adalah Tombo Ati, Lir-Ilir, Sholawat Nabi, Baldatun Toyyibatun Wa Robbunghofur dan Rindu Rosul. Bahkan diantara 12 lagu tersebut, ada 7 lagu yang berhasil diciptakan sendiri oleh kelompok ini.

Menurut Endah, "Giri Nada dulu bukan hanya menjadi maskot Kabupaten Gresik, tapi maskotnya Jawa Timur. Giri Nada yang pertama dulu dibentuk pada tahun 1975, saat itu Bupatinya masih Bapak Sufelan. Pada tahun 1976, kelompok Giri Nada diundang untuk menjadi pengisi acara saat Peresmian kantor Depdagri di Jakarta. Saat itu Menteri Dalam Negerinya masih Bapak Amir Machmud. Berawal dari sukses itu, Giri Nada menjadi langganan pengisi acara pada setiap Pembukaan MTQ. Yang kami ingat, kami pernah tampil saat Pembukaan MTQ di Jogjakarta, Palembang, Semarang, Palu, Menado dan Balikpapan. Bahkan Kami sering ditanggap keluar kota" ujarnya mengenang.

Ada perbedaan antara Giri Nada generasi baru dengan Giri Nada yang dulu,"kalau giri nada yang dulu personilnya bisa memainkan alat musik, mulai dari gitar, piano, bass dan beberapa alat musik bernada yang lain. Untuk Giri Nada yang sekarang masih terbatas pada alat musik Rabana. Tapi kedepan memang diarahkan untuk pegang alat musik sepertio Giri Nada generasi sebelumnya" pungkasnya. (sdm, Humas Pemkab Gresik)