Kehidupan Perkutut di Alam Bebas


Perkutut umumnya hidup berpasangan. kadadang-kadang ada yang sendirian, ada pula yang hidup bergerombol. Mereka mempunyai kebiasaan turun ke tanah di kebun-kebun, tegalan, padang rumput, halaman rumah di dekat hutan untuk mencari makan. Makanannya berupa biji-bijian yang berasal dari rerumputan. Burung-burung ini bisa didekati sampai jarak beberapa meter.

Kalau merasa dirinya terancam, mereka akan terbang cepat.tetapi terbangnya pendek-pendek , walau dapat pulaterbang jauh menempuh jarak yang panjang.kalau memanggil pasangannya,burung ini mengeluarkan suara pendek berulang-ulang.suara ini dibarengi dengan gerak mengangguk-anggukkan kepala,membuka sayap, mengangkat dan membeberkan ekor, sehingga ujung bawah ekornya yang berwarna putih tampak jelas.

Di pulau jawa perkutut liar ini berkembangbiak antara bulan april-juni. musim pembiakan ditandai dengan kegiatan membuat sarang pada pohon atau semak yang tidak terlalu tinggi dari permukaan tanah . sarang terbuat dari bahan tumbuhan lapisan bawah terdiri dari bahan yang kasar, lapisan atas berupa bahan yang lebih halus.bentuk sarang, kecil, datar. pembangunan sarang dibuat bersama-sama dengan pasangannya.

Burung betina bertelur 2 butir.warna telur putih. bentuk oval, dengan kedua ujung hampir sama besar. berukuran 23 x 17 mm. telur dierami secara bergantian oleh kedua induknya. malam hari pengeraman biasanya dilakukan induk betina.lama pengeraman 2 minggu.

Anak yang menetas dalam keadaan "prematur", tidak berbulu dan mata masih tertutup kepala lebih besar dibanding ukuran tubuh.belum dapat bergerak, kecuali membuka mulutnya saja. anak ini dirawat,dijaga dan dilindungi oleh induknya.diberi makan berupa cairan seperti susu yang dihasilkan oleh kedua induknya.cairan ini di sebut pigeon milk.

Dalam memberi makan dilakukan secara aktif. mula-mula anak memasukkan ujung parunya ke dalam tenggorokan si induk, selanjutnya dengan gerakan-gerakan tertentu si induk memuntahkan isi tembolok yang luruh masuk ke dalam mulut si anak berupa seperti bubur.

Kalau anak sudah cukup besar, mendapat makanan berupa biji-bijian setengah tercerna yang juga berasal dari tembolok induknya. mengasuh dan memelihara anak serupa ini berlangsung samapai sang anak mampu terbang meninggalkan sarang.

Setelah mampu keluar sarang, bantuan kedua induknya masih tetap diberikan,sampai anaknya benar-benar mampu berdikari.anakyang sudah mantap bisa mencari makan sendiri, berpisah dengan kedua induknya, dan membangun keluarga baru dengan pasangannya.